JANGAN BIARKAN AKU MENINGGALKAN KETURUNAN YANG LEMAH
Abstract
Merujuk pada An-nisa : 9, setiap orang tua hendaklah takut jika kematian telah menjelang dan meninggalkan keturunan (anak cucu) dalam keadaan lemah (lemah dalam iman, lemah ekonomi, lemah akal, lemah fisik) karena idealnya setiap orang tua bertanggung jawab terhadap keturunan yang menjadi amanah dan ujian dalam hidupnya. Orang tua memiliki kesempatan dan peran untuk mewarnai kehidupan seorang anak. Bukankah kita selaku orang tua telah diingatkan, kalau orang tua lah yang menjadikan seorang anak itu nasrani, yahudi, majusi atau menjadi muslim sejati?
Jika suatu saat, ketika kita (orang tua) telah berada di dalam kubur dan kita meninggalkan anak yang tidak dapat memberikan manfaat kepada kita, karena kita meninggalkan anak yang lemah kepada siapa kita hendak mengadu?. Berharap ingin memberikan manfaat kepada orang tua padahal untuk kehidupannya sendiri masih penuh tanda tanya. Itu terjadi karena kita meninggalkan keturunan yang lemah.
Menurut Alquran, ada beberapa cara agar kita tidak meniggalkan keturunan yang lemah dan sesuai dengan petunjuk:
Pertama, Ketika calon orang tua berharap memiliki anak dianjurkan berdoa kepada Sang Pemilik untuk dianugerahi anak yang baik, seperti doa nya Nabi Zakaria ketika berharap memiliki anak yang baik dan dianugerahi Nabi Yahya (Ali-Imran :38-39),.
Kedua, Ketika seorang ibu mengandung, dengan cinta dan kasih sayang tetap berdoa agar ketika memiliki buah hati untuk dilindungi dari gangguan yang menjauhkan anak dari Sang Pencipta, seperti harapan dan doa istri Imran agar dilindungi dari syaitan dan melahirkan wanita yang dimuliakan bernama Maryam (Ali-Imran: 36).
Ketiga, Ketika dianugerahi anak akan mendidik anak sesuai dengan sumpah ruh keturunan Adam (syahadat tauhid), agar kehidupan anak sesuai dengan ridhoNYA (Al-A’raf: 172).
Keempat, Melatih dan mendidik anak agar tunduk dan patuh kepada Sang Kuasa dengan melaksanakan shalat, seperti harapan Nabi Ibrahim agar diperkenankan doa untuk diberikan kekuatan baginya dan anak keturunan tetap melaksanakan shalat (Ibrahim: 40).
Kelima, Suami Istri berupaya mendidik dan melatih anak untuk menjadi orang yang berguna bagi orang-orang bertaqwa (Al-Furqon:74).
Keenam, Orang tua menanmkan nilai keshalihan kepada anak agar dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat (Al-Mukmin: 8 ).
Ketujuh, Harus berbuat baik kepada orang tua, bersyukur, beramal saleh dan memberikan kebaikan kepada anak, agar anak berbuat baik kepada kita selaku orang tua (Al-Ahqaf: 15).
Kedelapan, Membina keluarga saleh agar tetap bersama di dunia sampai akhirat (At-Thur: 21).
Dan Kesembilan, Mendidik anak agar tidak dzolim terhadap diri sendiri, manusia, alam serta mendoakan anak agar menjadi pemimpin (kemampuan menghidupi kehidupan di dunia dan akhirat) (Al-Baqarah: 124).
Sembilan cara memelihara keturunan menurut petunjuk Allah di atas, akan semakin mudah dilaksanakan apabila kita meyakini dan saling tolong menolong dalam suatu komunitas masyarakat sehingga ada usaha yang dapat kita lakukan agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah.
Download